Novel ini berkisah tentang jalinan persahabatan antara Adelfo
dan Abbey yang begitu erat sampai beralih menjadi cinta. Akankah keduanya mampu
untuk menerima ikatan itu?
Nihh
cerita selengkapnya à
Berawal dari pertemuan keduanya seperti kebetulan yang sangat
manis, Adelfo dan Abbey menjalin hubungan persahabatan. Adelfo ini adalah
seorang raja sebuah negara kecil di perbatasan Jerman Timur dan Polandia.
Sementara, Abbey adalah gadis yatim piatu di Negara tersebut.
Meskipun Adelfo ini adalah seorang raja, posisinya sebagai
pemimpin Negara memungkinkan dan mengharuskannya untuk menempuh pendidikan yang
lebih baik daripada sekolah rumahan. Ketika Adelfo melanjutkan pendidikan
formalnya di Prancis selama empat tahun, dia berpisah dengan Abbey untuk
sementara dan dia hanya pernah sekali pulang ke kampung halaman ketika
pernikahan kakaknya di musim semi tahun pertamanya. Selama Aldefo bersekolah,
posisinya diwakilkan oleh Ivan, mantan penasihatnya yang juga sekaligus mantan
tukang kebunnya yang mengundurkan diri karena ingin menikahi biarawati. Ia juga
kebetulan merupakan kakak lain ayah bagi sang raja. Sebagian besar hari-harinya
Adelfo dihabiskan dengan belajar. Tentu saja belajar politik, budaya dan etika,
kesehatan dan medis, ilmu pengetahuan alam dan teknologi.
Sejak Adelfo di Prancis, dia selalu mengirim surat kepada gadis
kecil sahabatnya yang sangat ia sayangi untuk berkomunikasi. Meski Abbey sangat
sedih dan rindu, dia tetap membimbing Adelfo dengan lemah lembut dari jarak
jauh. Abbey mengirimkan setiap titik cinta dan perhatian yang bisa ia curahkan
melalui surat-surat dan kue kering yang diantarkan kurir istana yang khusus
setiap harinya mengantar-jemput surat-surat gadis itu beserta kirimannya. Ketika
Abbey berulang tahun yang kelima belas tahun, Adelfo tidak bisa pulang. Dia
hanya bisa memberikan hadiah sebuah tempat minum. Ivan juga menanamkan
petak-petak bunga di taman gereja untuk Abbey. Sementara, istrinya, Evelyn
Roberta Forbes (mantan biarawati di gereja Abbey) juga membuatkan kue paling
enak yang pernah dicicipinya yaitu krim vanilla dan sirup raspberry diantara
kue spons rasa cokelat yang empuk dan ringan.
Hari-hari itu akan dikemas dengan baik, tanpa terlewat
sedikit pun detailnya. Betapa Adelfo sangat mencintai rasa gusar ketika tidak
sabar lagi menerima kiriman surat dari gadis mungil itu. Adelfo berharap
mempunyai keinginan untuk membawa Abbey berjalan-jalan di Prancis bersamanya.
Sebelum Adelfo pergi, keduanya memasukkan surat-surat pendek yang mereka
kirimkan lewat merpati pos. Cerita yang dibuatkan oleh Adelfo untuk menghibur
Abbey adalah cerita tentang Alice di
Negeri Ajaib dan berbagai benda kecil yang mengingatkan mereka akan waktu
yang mereka lalui bersama. Semua itu dimasukkan ke dalam sebuah kaleng bekas biskuit
yang mereka timbun di pantai serta di tandai dengan kerang besar dan bendera
kecil bewarna kuning yang bertuliskan: MILIK NEGARA, JANGAN DIGALI. Mereka juga
memasangi sekelilingnya dengan selotip kuning di pancang-pancang yang di pasang
di sekelilingnya. Mereka juga tidak lupa berpesan kepada anak-anak gereja dan
anak-anak yang tinggal di sekitar pantai untuk menjaganya. Kaleng ini, sesuai
dengan perjanjian mereka jika mereka akan membukanya ketika mereka berjumpa lagi
setelah pendidikan formal Adelfo selesai.
Abbey yang dibesarkan dalam ajaran untuk sangat bersabar
dengan lapang dada mencoba menenangkan dirinya dan Adelfo yang lebih
kekanak-kanakan. Namun, ia tidak bisa menyangkal betapa inginnya ia bertemu
dengan Adelfo secepatnya di pantai itu dengan seragam sekolahnya yang seperti
seragam jenderal itu.
Ringkasan
Cinta itu memiliki kekuatan maha dahsyat. Sesuatu yang tidak
mungkin bisa menjadi mungkin. Salah satu kesakralan cinta itu, ia tidak pernah
memandang kasta. Garisan cinta itu sudah ditentukan yang maha kuasa.
Kerena cinta itu memiliki kekuatan, maka dua hati dengan latar belakang budaya
dan karakter yang beragam bisa menyatu. Energi cinta dengan voltase tinggi
itu terlihat dari kisah cinta Adelfo dan Abbey dalam novel ini. Balutan
cinta-kasih dua anak manusia ini mengingatkan otak terhadap sejumlah kisah
cinta tokoh dunia. Kisah cinta dalam sejarahnya memiliki
catatan tersendiri. Cinta yang mengharu biru tersebut disertai dengan catatan
pilu, suka dan duka. Para pelaku cinta-kasih tersebut menjalaninya dengan
lapang dada. Tidak ada keluh diantara mereka berdua. Karena hambatan dalam
menggapai posisi cinta itu harus dilalui dengan perjuangan panjang. Dari sekian
catatan itu, terkadang cinta menarik-ulur sampai menuju lorong kematian.
Detik-detik menegangkan, hanya untuk sebuah cinta.
Adelfo dan Abbey, dalam novel setebal 243 halaman ini sebentuk manuskrip perjalanan cinta dengan sejuta hambatan. Sebab, pada mulanya mereka tidak pernah bercita-cita, rasa yang ada di hati akan menjadi gelora cinta. Rasa itu, pada diri Adelfo dan Abbey hanya sebatas pertemanan. Rasa yang hinggap, hanya karena kedekatan mereka sebagai sesama teman, sahabat dalam satu sekolah. Namun, lagi-lagi kesakralan cinta bisa mengubah segalanya. Rasa pertemanan itu mengajak mereka mengikatnya sebagai sepasang kekasih.
Perjalanan cinta kedua remaja ini tidak sedatar yang kita bayangkan. Seorang Adelfo, yang masih berdarah biru sulit ditembus rasa cinta Abbey, keturunan orang biasa. Meski hati mereka menyatakan tiada perbedaan dalam membagun cinta kasih, namun kodrat budaya sulit dimentahkan begitu saja. Abbey menyadari kondisi dirinya. Sehingga, saat pertama kali Adelfo menyatakan rasa cintanya, Abbey menolak. Penolakan itu bukan berarti dia tidak sayang Adelfo. Tetapi, karena cinta yang ada dalam diri Abbey sudah mendarah daging. Cinta adalah berkorban. Abbey rela mengorbannya perasaannya demi untuk menjaga citra sanga Pengeran, Adelfo.
Ditolak oleh orang yang dicintai, Adelfo tidak kalut. Dia menyadari, penolakan itu adalah bagian dari cintanya. Dia menahan diri. Sampai akhirnya, ketinggian menara Eifell kota Paris Prancis menjadi saksi penting ikata cintanya. Di kota itulah, saat kedua sejoli ini sama-sama melanjutkan pendidikan bisa lebih memahami perbedaan yang dimiliki. Abbey menolak karena merasa cinta kepada Adelfo. Dan Adelfo bersikukuh mendapatkan hati kekasihnya, karena cinta tak pernah memandag kasta. Perjuangan kuat dan panjang Adelfo dan Abbey ini berbuah manis. Adelfo bisa mendapatkan cinta kekasihnya. Demikian sebaliknya, Abbey merasa nyaman dengan kehadiran Adelfo dalam hidupnya. Pada akhirnya, mereka bisa menikmati keindahan kota Paris dengan perasaan cinta sepasang kekasih.
Adelfo dan Abbey, dalam novel setebal 243 halaman ini sebentuk manuskrip perjalanan cinta dengan sejuta hambatan. Sebab, pada mulanya mereka tidak pernah bercita-cita, rasa yang ada di hati akan menjadi gelora cinta. Rasa itu, pada diri Adelfo dan Abbey hanya sebatas pertemanan. Rasa yang hinggap, hanya karena kedekatan mereka sebagai sesama teman, sahabat dalam satu sekolah. Namun, lagi-lagi kesakralan cinta bisa mengubah segalanya. Rasa pertemanan itu mengajak mereka mengikatnya sebagai sepasang kekasih.
Perjalanan cinta kedua remaja ini tidak sedatar yang kita bayangkan. Seorang Adelfo, yang masih berdarah biru sulit ditembus rasa cinta Abbey, keturunan orang biasa. Meski hati mereka menyatakan tiada perbedaan dalam membagun cinta kasih, namun kodrat budaya sulit dimentahkan begitu saja. Abbey menyadari kondisi dirinya. Sehingga, saat pertama kali Adelfo menyatakan rasa cintanya, Abbey menolak. Penolakan itu bukan berarti dia tidak sayang Adelfo. Tetapi, karena cinta yang ada dalam diri Abbey sudah mendarah daging. Cinta adalah berkorban. Abbey rela mengorbannya perasaannya demi untuk menjaga citra sanga Pengeran, Adelfo.
Ditolak oleh orang yang dicintai, Adelfo tidak kalut. Dia menyadari, penolakan itu adalah bagian dari cintanya. Dia menahan diri. Sampai akhirnya, ketinggian menara Eifell kota Paris Prancis menjadi saksi penting ikata cintanya. Di kota itulah, saat kedua sejoli ini sama-sama melanjutkan pendidikan bisa lebih memahami perbedaan yang dimiliki. Abbey menolak karena merasa cinta kepada Adelfo. Dan Adelfo bersikukuh mendapatkan hati kekasihnya, karena cinta tak pernah memandag kasta. Perjuangan kuat dan panjang Adelfo dan Abbey ini berbuah manis. Adelfo bisa mendapatkan cinta kekasihnya. Demikian sebaliknya, Abbey merasa nyaman dengan kehadiran Adelfo dalam hidupnya. Pada akhirnya, mereka bisa menikmati keindahan kota Paris dengan perasaan cinta sepasang kekasih.
♥Je t’aime, Abbey!! ♥ (di bawah La tour Eiffel)
# ẄǺǟẅ…TresRomantiques ♥

Hai!
ReplyDeleteTerima kasih untuk review-nya :)
Kalau tertarik untuk membaca prekuel Au-dessus de la Tour Eiffel, bisa lihat review-nya di sini https://www.goodreads.com/book/show/13311169-down-the-little-abbey :)