Drama a doll’s house
adalah salah satu drama yang paling terkenal diseluruh dunia dan dianggap
paling menuai kontroversi. Drama ini ditulis pada tahun 1879 dan dikenal di
Indonesia dengan judul “Rumah Boneka”. A doll’s house menyajikan kritik tak
henti-hentinya tentang masyarakat, kemunafikan, ketidaksetaraan dalam hubungan
berdasarkan gender, manipulasi, dan banyak pertanyaan dasar tentang nilai-nilai
social. Kritik ibsen masih relevan dengan realita di Indonesia saat ini. Pengalaman
Nora sehari-hari dalam pernikahannya adalah pengalaman yang dialami seluruh
perempuan di Indonesia dalam berbagai bentuk dan tingkat.
Drama ini bisa dianalisis
dengan menggunakan pendekatan teori feminism yang dipelopori oleh Charles
Fourier pada tahun 1837. Feminism ini merupakan gerakan yang menyuarakan
ketidakadilan dan ketidaksetaraan peran antara laki-laki dan perempuan. Yang memicu
adanya gerakan feminism adalah adanya penekanan pada wanita dan tradisi yang
menjadikan wanita sebagai pihak yang dikalahkan. Teori feminism dimaksudkan
untuk memahami ketidaksetaraan dan difokuskan pada politik, gender, hubungan
kekuasaan, dan seksualitas.
Pendekatan feminism ini
terjadi pada tokoh utama yaitu Nora. Dia digambarkan sebagai wanita yang
mandiri dan bisa mengambil keputusan untuk mencari jati dirinya dengan
meninggalkan suami dan anak-anaknya demi mencari apa yang ia inginkan. Sebagai seorang
wanita harusnya diperlakukan sejajar dengan kedudukan laki-laki. Nora merasa
hidupnya seperti pengemis dirumah suaminya dan dia mengatakan bahwa suaminya
itu egois. Dia berpikir bahwa suaminya tidak mencintainya tapi semata-mata
karena kepuasan jatuh cinta kepadanya. Dalam hidupnya, Nora dikekang kebebasannya
oleh ayahnya dan suaminya. Nora dianggap oleh mereka sebagai boneka mainan.
Tokoh utama ini didukung
oleh gerakan feminisme karena feminisme selalu menganjurkan perempuan untuk
mengembangkan dirinya terlebih dahulu sebelum menikah. Wanita diperbolehkan
untuk mencari ilmu setinggi-tingginya mungkin agar mampu mandiri tanpa harus
menggantungkan hidupnya pada orang lain dan sanggup mencapai kedudukan yang
setingkat dengan kedudukan laki-laki dalam masyarakat.
No comments:
Post a Comment